Masyarakat 4 Desa di Kecamatan Mazinö yaitu Desa Hilizalo'otanö, Hilinawalö Mazinö, Lawindra dan Hilizorilawa, secara resmi menganugerahkan gelar Balugu Solagö Nahönö Kepada Bupati Nias Selatan F. Laia usai kegiatan Peresmian Jembatan Idano Mazinö (27/10) di halaman Balai Desa Hilizalootano Kecamatan Mazinö Nias Selatan. Balugu Solagö Nahonö (pemimpin yang melindungi rakyat) pada masyarakat Nias Selatan.
Dengan pemberian gelar tersebut berarti Bupati Nisel F. Laia bukan lagi hanya pemimpin formal di Kabupen Nias Selatan, namun juga secara resmi diangkat sebagai pemimpin adat yang diharapkan dapat melingungi di wilayah-wilayah yang telah mengangkatnya sebagai Balugu Solagö Nahönö.
Diiringi permainan musik yang dikoordinir tokoh muda Mazinö Rendos Halawa, kegiatan syukuran Peresmian Jembatan dan Pemberian Gelar dimulai dengan acara penyambutan secara adat. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian gelar Balugu Solago Nahono kepada Bupati Nisel F.Laia dan Ibu Bupati Nisel.
Pemberian gelar yang merupakan rangkaian kegiatan perayaan peresmian jembatan Idano Mazinö ini memberikan makna yang mendalam bukan saja bagi masyarakat 4 desa di Mazinö dan Bupati F. Laia, namun juga menunjukan betapa masyarakat kecil di desa-desa sangat menghargai pembangunan yang melibatkan mereka secara langsung dengan pola BLM (bantuan langsung masyarakat). Masyarakat desa yang sederhana dan tidak berpendidikan tinggi itu sepertinya mau mengatakan, kami adalah subyek pembangunan, dan jika Anda mempercayai kami, penghargaan tinggi akan kamu dapatkan.
Betapa tidak, jembatan sepanjang 27 M yang biasanya hanya bisa dikerjakan oleh kontraktor berpengalaman, ternyata dapat dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat. Sulit dibayangkan, pembangunan jembatan ini hanya mengandalkan tenaga manusia dengan pola BLM (bantuan langsung masyarakat) dengan peralatan seadanya, seperti cangkul, sekop dan parang. Masyarakat yang turut bekerja pun bukan insinyur lulusan universitas terkemuka atau tukang-tukang berpengalaman.
Mereka umumnya hanya berpendidikan sekolah dasar, dan bahkan banyak diantaranya tidak bersekolah sama sekali. Tetapi, sama seperti sulitnya membayangkan bagaimana masyarakat tradisional Nias Selatan sejak zaman purba telah membangun kampung dan rumah adat dengan arsitek dan struktur bangunan yang dikagumi dunia, anak cucu mereka pada zaman ini pun tentunya memiliki ketrampilan dan kearifan serupa yang dapat dikembangkan untuk menunjang pembangunan Nias Selatan yang lebih baik.
Masalahya pembangungan yang katanya untuk masyarakat tapi justru selalu menyepelehkan masyarakat. Inilah yang mungkin menyebabkan, jangankan membangun rumah adat yang baru, untuk memperbaiki rumah adat yang ada saja sulit dan bahkan banyak orang berpikir merobohkan bangunan rumah adat yang ada dan menggantikannya dengan bangunan rumah modern. Sementara itu, masyarakat menjadi semakin rentan secara ekonomi, mudah dimanipulasi dan bangunan-bangunan modern menjadi pembunuh utama seperti pada kejadian gempa bumi yang menimpa Nias 28 Maret 2005 silam.
Ketua KP4D (Komite Percepatan Pembangunan Prasarana Pemukiman Desa) Serius Zebua yang mengorganisir masyarakat mengerjakan jembatan dalam sambutannya menuturkan bagaimana mereka mengumpulkan masyarakat dan mengajak mereka secara bersama dan gotong royong mengerjakan jembatan. Masyarakat yang mulanya ragu namun akhirnya bersatu paduh dan bahkan dengan berbesar hati menyumbangkan hasil keringat mereka selama mengerjakan jembatan tersebut untuk sumbangan swadaya masyarakat.
Serius Zebua juga menjelaskan rincian pembiayaan jembatan dan penggunaan anggaran bantuan BRR Perwakilan Nias secara terbuka kepada lebih dari 1.000 orang warga yang hadir dalam acara suyukuran ini. “Ini adalah bentuk nyata dari transparansi dalam pembangunan”, demikian tutur Serius Zebua yang disambut hangat oleh warga.
Kepada Desa Bawolahusa yang memberikan sambutan mewakili Kade-Kades yang lain menyatakan bersyukur bahwa sejak merdeka barulah menikmatai adanya jembatan di Idano Mazinö. Ia menyampaikan terima kasih kepada BRR yang telah memberikan bantuan dan juga kepada para fasilitator BRR yang telah dengan sabar menemani masyarakat. Selanjutnya mewakili tokoh masyarakat Ama Karvein, mengutarakan kebahagiannya atas adanya jembatan tersebut dan menyampaikan permintaan agar Pemkab Nias Selatan melanjutkan pembangunan Jalan, Kantor Camat dan Sekolah. Hal senada disampaikan oleh Camat Mazinö Yanto Gohae.
Kepala BRR Distrik Nias Selatan Heracles Lang dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyelesian jembatan merupakan tonggak sejarah penting bagi masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya Heracles menuturkan masih ada beberapa program yang telah teralokasi di daerah Mazinö, seperti melalui program R2PN (Rehabilitasi Rekonstruksi Pulau Nias ), program bantuan dari SRC (Spanish Red Cros), ADB (Asian Development Bank) dan berbagai program lainnya.
Bupati Nias Selatan F. Laia menyatakan bahwa Pemerintah Daerah menerima dengan senang hati Jembatan Idano Mazinö. Ia mengharapkan masyarakat memelihara dan memerintahkan agar Dinas Kimpraswil Nisel memperhatikan dan turut merawat jembatan tersebut. Selanjutnya ia menyampaikan terima kasih atas pemberian gelar Balugu Sondrafo Nahono (Junianto Dachi, BRR). |